Gareth Bale sudah kantongi empat kartu kuning dalam sembilan pertandingan terakhirnya bersama Real Madrid di LaLiga. Dua di antara kartu kuning tersebut, diterima Gareth Bale karena komentar tak sopan yang dilontarkannya kepada wasit. Akibatnya, Zinedine Zidane pun cemas dengan perilaku bintang Timnas Wales ini di atas lapangan.
Menariknya, ke empat kartu kuning tersebut diterima Bale saat ia bermain di laga tandang yang digelar Real Madrid di markas lawan. Dua kartu kuning diterima winger berusia 28 tahun itu akibat lakukan pelanggaran keras terhadap pemain lawan. Terakhir, ia lakukan pelanggaran terhadap pemain Eibar pada akhir pekan kemarin.
Zinedine Zidane khawatir dengan aksi Gareth Bale yang sudah membuahkan empat kartu kuning dalam sembilan laga terakhirnya di La Liga. |
Dua kartu kuning Bale lainnya, dan ini membuat Zidane paling khawatir, adalah aksinya mendebat wasit karena berbeda pendapat. Wasit yang tak terima langsung acungkan kartu kuning ke arah mantan pemain Tottenham Hotspur tersebut.
Pertama, Bale mendebat wasit saat Madrid bermain di kandang Valencia pada akhir Januari lalu, di mana Madrid menang 4-1. Wasit berikan kartu kuning kepada Bale saat pemain itu memprotes lemparan ke dalam.
Pertama, Bale mendebat wasit saat Madrid bermain di kandang Valencia pada akhir Januari lalu, di mana Madrid menang 4-1. Wasit berikan kartu kuning kepada Bale saat pemain itu memprotes lemparan ke dalam.
Gareth Bale's yellow card count a worry for Real Madrid manager Zidanehttps://t.co/0Ok8HD75du pic.twitter.com/a8aFdcJhMY— AS English (@English_AS) March 13, 2018
Yang membuat Zidane makin frustrasi adalah, isyarat yang dipertunjukkan pemain bernomor punggung 11 itu kepada wasit, bahwa ofisial pertandingan tersebut ‘buta’. Ini menjadi sesuatu yang bisa mengakibatkan wasit mengeluarkan kartu merah dan Bale diusir keluar lapangan.
Aksi Bale menentang wasit yang menyebabkan kartu kuning lainnya, terjadi di pekan ke-24, saat Madrid tandang ke markas Real Betis dan menang 5-3. Ia lancarkan protes kepada wasit Gli Manzano untuk sebuah sepak pojok, karena tendangannya dibelokkan terlalu jauh.
Sejumlah kalangan berpendapat, hilangnya status ‘tak tergantikan’ di starting XI skuad Zidane menyebabkan lebih banyak frustrasi, hingga para pemain kerap meledak-ledak di lapangan. Zidane tentunya tak ingin hal yang sama terjadi pula di ajang Liga Champions.